Home / Berita TNI / Persit Kodim Wonosobo Ajak Anggota Didik Anak Sesuai Zaman, Bukan Sekadar Menuntut Patuh

Persit Kodim Wonosobo Ajak Anggota Didik Anak Sesuai Zaman, Bukan Sekadar Menuntut Patuh

LCN – Wonosobo– Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang XXVII Kodim 0707/Wonosobo menggelar pengajian rutin yang sarat makna di Aula Kodim setempat. Dalam kesempatan itu, para ibu Persit diajak untuk kembali merenungi cara mendidik anak di era modern yang serba cepat dan digital. (30/10/2025)

H. Ahmad Ridho, selaku penceramah, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya memahami perubahan zaman dalam mendidik anak. Ia menekankan bahwa orang tua perlu menyesuaikan pendekatan, bukan sekadar menuntut anak untuk patuh tanpa makna.

“Berhenti bilang anak zaman sekarang susah diatur, mungkin cara kita yang ketinggalan zaman,”ujarnya menegaskan, disambut anggukan para peserta.

Ketua Persit KCK Cabang XXVII Kodim 0707/Wonosobo, Ny. Fifih Yoyok Suyitno, menambahkan bahwa sebagai umat muslim, para orang tua dituntut untuk terus belajar dan beribadah agar mampu menjadi teladan bagi anak-anak.

“Mendidik anak itu bukan sekadar tanggung jawab, tapi ibadah. Karena itu, orang tua juga harus mencari ilmu dan memperbaiki diri agar bisa menuntun anak sesuai dengan nilai Islam,”ungkapnya.

Dalam tausiah tersebut, H. Ahmad Ridho mengutip Surah At-Tahrim ayat 6, yang mengingatkan setiap orang beriman untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Ayat ini, menurutnya, menjadi dasar tanggung jawab orang tua agar tidak hanya mendisiplinkan anak, tetapi juga menanamkan nilai iman dan akhlak di tengah derasnya arus digitalisasi.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa banyak orang tua masih terjebak dalam pola pengasuhan lama yang otoriter, padahal generasi saat ini lebih responsif terhadap dialog dan penjelasan logis.

“Anak zaman sekarang tidak menolak aturan, mereka hanya menolak otoritas tanpa makna. Kalau kita mau mendengarkan, mereka sebenarnya ingin belajar dan dipahami,”tuturnya.

Ia juga mengutip hasil riset Harvard University tahun 2022 yang menemukan bahwa gaya pengasuhan otoriter justru menurunkan empati dan kemampuan komunikasi anak modern. Sebaliknya, pola pengasuhan yang berbasis dialog dan kolaborasi justru menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.

H. Ahmad Ridho menegaskan, mendidik anak di era sekarang bukan berarti membiarkan, tapi menuntun dengan cara yang relevan. Dunia digital telah mengubah cara anak memahami otoritas; mereka lebih menghormati keteladanan dan kejujuran daripada sekadar kekuasaan atau usia.

Sebagai penutup, acara pengajian juga diisi dengan doa bersama agar seluruh anggota Persit diberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam mendidik anak-anak menjadi generasi saleh dan tangguh.

“Doa sebagai senjata orang mukmin,”ujar Ridho. “Sebagaimana doa Nabi Ibrahim dalam Surah Ibrahim ayat 40: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat.’ Itulah inti pendidikan sejati, menumbuhkan kesadaran ibadah dalam setiap langkah.”

Acara pengajian ditutup dengan penuh haru dan semangat baru. Para anggota Persit menyadari bahwa mendidik anak diera modern bukan lagi soal memaksa, melainkan soal menuntun, memahami dan terus belajar bersama mereka,”tandasnya.

 

(Orik / LCN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *