LCN – Mataram,– Peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025 di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, hari ini (10/11/2025), terasa spesial dan bergelora. Upacara khidmat ini menjadi panggung bagi Kapolresta Mataram Polda NTB, Kombes Pol. Hendro Purwoko, SIK., MH., untuk menyuntikkan semangat baru kepada generasi muda, ditengah kabar gembira penetapan Sultan Bima XIV Muhammad Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional dari Nusa Tenggara Barat.
Kehadiran para Veteran Pejuang Kemerdekaan sebagai tamu kehormatan menambah kedalaman makna acara. Mereka, saksi hidup sejarah, berdiri berdampingan dengan Forkopimda dan ribuan peserta dari jajaran TNI, Polri, hingga pelajar.
Kobarkan Tiga Fondasi Utama Perjuangan
Dalam amanat yang dibacakan oleh Wakil Wali Kota Mataram, TGH. Mujiburrahman, ditekankan bahwa Hari Pahlawan bukan sekadar ritual, melainkan penegasan ulang tiga fondasi juang yang harus diwarisi, Kesabaran, Semangat mendahulukan bangsa, dan Pandangan Jauh ke Depan (Visi).
Namun, sorotan utama datang dari Kapolresta Mataram. Kombes Pol. Hendro Purwoko menilai, perayaan tahun ini membawa energi yang berbeda, berkat momentum sejarah bagi masyarakat NTB.
“Kemerdekaan ini adalah utang darah dan nyawa. Dan hari ini, euforia kita semakin besar karena NTB baru saja melahirkan Pahlawan Nasional baru, Sultan Muhammad Salahuddin dari Bima,”tegas Kapolresta.
Kombes Pol. Hendro Purwoko secara khusus mengajak seluruh masyarakat, terutama Generasi Muda Mataram, untuk mengobarkan apa yang disebutnya sebagai ‘DNA Pahlawan’ dalam konteks modern.
“Pahlawan hari ini tidak harus mengangkat senjata. Pahlawan adalah mereka yang memiliki semangat persatuan, gotong royong, dan kerja nyata dalam bidangnya masing-masing. Pelajar yang berprestasi, wirausahawan yang menciptakan lapangan kerja, polisi yang melayani tulus, itulah perjuangan masa kini,”ujarnya.
Kapolresta menekankan, gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan kepada tokoh daerah harus menjadi pelecut semangat bahwa jiwa kepahlawanan adalah bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat NTB.
Upacara ditutup dengan prosesi haru penghormatan dan tabur bunga, sebuah janji untuk meneruskan perjuangan para pahlawan, kini dengan bekal inspirasi baru dari Sultan Bima.
Kenapa berita ini lebih menarik:
Sudut Pandang Unik: Tidak hanya laporan upacara biasa, tapi menghubungkan upacara dengan momen aktual dan membanggakan bagi NTB (penetapan Sultan Bima sebagai Pahlawan Nasional).
Penggunaan frasa “DNA Pahlawan” dan “utang darah dan nyawa” memberikan daya tarik dan relevansi emosional yang lebih tinggi.
Pesan Kapolresta dikemas sebagai tantangan yang jelas kepada generasi muda untuk “berjuang dibidangnya masing-masing”, bukan sekadar seruan moral umum,”tutupnya.
(Orik / LCN)






