LCN – YOGYAKARTA, – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., melakukan kunjungan kerja dan audiensi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (27/05/2025). Dalam pertemuan itu, Kasad membicarakan peran penting dan kolaborasi antara TNI dan Muhammadiyah dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Dalam sambutannya, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., beserta jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia juga mengungkapkan kekagumannya atas kiprah dan kebesaran Muhammadiyah yang senantiasa hadir dalam setiap denyut nadi kehidupan rakyat Indonesia.
Kasad menegaskan bahwa TNI, khususnya TNI AD, membuka diri untuk belajar dari Muhammadiyah, terutama dalam hal pengelolaan pendidikan, mulai dari PAUD, Taman Kanak-Kanak (TK), sekolah menengah hingga perguruan tinggi di bawah Yayasan Ahmad Dahlan.
Jenderal Maruli juga menyampaikan kekagumannya terhadap sosok Jenderal Besar Sudirman yang merupakan figur sentral dalam sejarah TNI dan juga kader Muhammadiyah. Ia mendorong agar TNI AD di seluruh Indonesia terus menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan Muhammadiyah yang telah terbukti memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.
Dalam pertemuan yang penuh kehangatan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki kedekatan sejarah dan nilai perjuangan yang sama dengan TNI. Ia menyoroti bahwa hubungan tersebut telah terjalin sejak masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia hingga masa pascakemerdekaan.
Haedar menyebut bahwa kelahiran TNI tidak bisa dilepaskan dari sosok Jenderal Besar Sudirman yang merupakan kader tulen Muhammadiyah. Sebelum menjadi Panglima Besar, Jenderal Sudirman adalah kader Pandu Hizbul Wathan (HW) dan juga pendidik di sekolah Muhammadiyah. Selain itu, Muhammadiyah juga menunjukkan peran aktifnya dalam perjuangan fisik melalui pembentukan Askar Perang Sabil di Yogyakarta.
“Kita pernah membentuk Askar Perang Sabil pada 23 Juli 1947 ketika Agresi Militer Belanda I. Saat itu, kami mendukung penuh perjuangan TNI dalam pergerakan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan,”ujar Haedar.
Ia menambahkan bahwa pembentukan Askar Perang Sabil merupakan bukti nyata bahwa Muhammadiyah tidak hanya berkontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial, tetapi juga turut serta secara langsung dalam perjuangan fisik bersama TNI dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Menutup pertemuan, Haedar menyampaikan rasa bahagianya atas kunjungan Kasad dan jajaran TNI AD ke Kantor PP Muhammadiyah. Ia berharap pertemuan tersebut menjadi ruang yang mempererat silaturahmi dan membuka jalan untuk berbagi pandangan serta memperkuat semangat kebangsaan.
Selain melakukan silaturahmi dengan Pimpinan Muhammadiyah, Kasad juga berkesempatan meninjau rudal panggul “Merapi” hasil pengembangan Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai Universitas di bawah naungan Muhammadiyah pada Rabu, 28/05/2025. Kasad secara khusus mengapresiasi keberhasilan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang telah mampu mengembangkan teknologi tersebut, sehingga menjadi sebuah capaian yang dinilainya sangat penting dalam mendukung sistem pertahanan dan keamanan nasional,”tandasnya.
(Orik / LCN)