LCN – Lombok Timur, – Aparat TNI ditingkat desa (Babinsa) di Lombok Timur kini semakin gencar mengedepankan pendekatan humanis dan budaya lokal sebagai kunci menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Dua laporan kegiatan dari Koramil berbeda menyoroti tren ini, dimana patroli rutin diubah menjadi sesi dialog sosial dan pembinaan karakter.
1. Babinsa Pandan Wangi: Memupuk Jiwa Sosial untuk Keamanan di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru, Serka Moh. Sudiman (Babinsa Koramil 1615-04/Keruak) menjadikan patroli malamnya pada Jumat (31/10/2025) sebagai mimbar untuk menghidupkan kembali nilai-nilai sosial.
Pesan Kunci Serka Sudiman,
Solidaritas adalah Benteng: Ia menekankan pentingnya jiwa sosial yang tinggi dan gotong royong sebagai kekuatan utama untuk meringankan beban warga dan memperkuat persatuan di Desa.
Musyawarah Mufakat: Permasalahan di desa harus diselesaikan melalui musyawarah dan semangat kekeluargaan, bukan dengan perpecahan.
Strategi ini berfokus pada penguatan akar sosial-budaya masyarakat untuk secara alami mencegah potensi konflik dan gangguan Kamtibmas.
2. Babinsa Masbagik Timur: Dekati Remaja Lewat ‘Patroli Kongkow-Kongkow’
Di tempat lain, Serda Heri Subagio (Babinsa Desa Masbagik Timur, Kecamatan Masbagik) memilih metode “Patroli Kongkow-Kongkow” untuk mendekati warganya. Pendekatan santai dan akrab ini berhasil membuka ruang komunikasi, terutama dengan generasi muda.
Pesan Kunci Serda Heri:
Selamatkan Masa Depan: Serda Heri memberikan perhatian khusus, memperingatkan para remaja agar menjauhi narkoba dan minuman keras. Perilaku ini dinilai merusak masa depan pribadi dan mencoreng nama baik keluarga.
Sinergi Tiga Pilar: Ia menekankan pentingnya kerja sama yang solid antara masyarakat, pemerintah desa, dan TNI (Babinsa) sebagai modal utama mendeteksi dan mencegah masalah sejak dini.
TNI Mendengar dan Merangkul
Kedua kegiatan ini menunjukkan evolusi peran Babinsa di Lombok Timur: dari sekadar pengawas keamanan menjadi agen pembangunan sosial dan penyambung aspirasi.
Patroli yang diisi dengan dialog ini membuat warga merasa dihargai dan didengar. Harapannya, kedekatan emosional antara aparat dan warga akan menciptakan lingkungan desa yang tidak hanya aman dari ancaman luar, tetapi juga kuat secara internal dalam menghadapi tantangan sosial dimasa mendatang.
Apakah Anda ingin saya membuat analisis perbandingan antara dua pendekatan Babinsa di Lombok Timur ini (Sosiokultural vs. Pencegahan Narkoba), atau fokus pada dampak sosial dari patroli-patroli ini,”tandasnya.
(Orik / LCN)






