TimCyber— KISARAN – Pelaksana proyek pembangunan rabat beton Jalan Lingkar belakang Taman Hutan Kota Taufan Gama Simatupang (TGS) yang dikerjakan oleh CV. Global Nusantara, diduga melakukan korupsi Alat Pelindung Diri (APD).
Pasalnya, proyek dengan pagu anggaran senilai Rp.998,778,720,00 itu,dikerjakan tanpa ada memakai APD saat dikerjakan. Bahkan, proyek rabat beton itu dikerjakan secara manual menggunakan molen. Disinyalir kuat tidak dapat mutu kelayakan betonnya. Karena tidak menggunakan readimix olahan pabrik. Akibatnya, proyek tersebut mengalami keretakan disejumlah bangunan sisi tengah dan samping.
Padahal, di dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) . Terdapat biaya untuk pembelian APD bagi CV yang mengerjakan proyek yang bersumber dari dana APBD Pemkab Asahan itu.
Akan tetapi, kontraktor CV dari Global Nusantara disinyalir melakukan korupsi uang APD. Sehingga tidak membeli dan memakaikannya pada para pekerja.
“Kami minta Kepala Dinas Lingkungan Hidup,untuk tidak meneken Berita Acara (BA) termin pembayaran 100 persen proyek tersebut. Karena, perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut diduga korupsi anggaran pembelian APD, “ujar Ketua DPC LSM PMPRI Asahan, Hendra Syahputra SP pada wartawan, Minggu (22/9) di Kisaran.
Selain korupsi APD,kata Ketua Pemudah Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) Asahan ini, pengerjaan jalan rabat beton tersebut dikerjakan dengan cara manual. Akibatnya, kekuatan mutu beton tidak sesuai dengan hasil uji labolatorium.
“Selain mengerjakan proyek pekerjanya tidak makai APD. Kualitas dan kuantitas proyek sangat tidak diragukan mutunya. Karena mengecormya menggunakan manual. Tidak menggunakan readimix hasil olahan pabrik. Jadi, apa dapat mutu beton K200 atau K175 jika dibawa ke labolatorium, “tegas Hendra.
Terpisah, Kadis Lingkungan Hidup Syamsuddin SH, ketika dikonfirmasi wartawan melalui saluran whatsapp, terkesan bungkam tidak membuang bola dengan konfirmasi yang dikirim awak koran ini. Sebab, hanya membalas konfirmasi dengan singkat.
” Wassalam Bang. Makasihh Bang. Nanti ku komunikasikan sama mereka mereka yang bertugas Bang. Izin ya Bang, tulis Syamsuddin.
Pantauan wartawan dilapangan, melihat para pekerja tidak ada satupun yang menggunakan APD saat bekerja. Begitu juga ketika menghidupkan molen dan memasukkan pasir, semen,kerikil dan air. Disinyalir tidak dapat mutu beton yang akan dihasilkan oleh molen
(hendri)