Home / Daerah / Bukan Cuma Bantuan Modal, Tapi Pendampingan Minggu per Minggu Selama Tiga Tahun, Targetkan 15.000 KK Keluar dari Jurang Kemiskinan

Bukan Cuma Bantuan Modal, Tapi Pendampingan Minggu per Minggu Selama Tiga Tahun, Targetkan 15.000 KK Keluar dari Jurang Kemiskinan

LCN – Lombok Timur, – NTB, Setelah sukses menekan angka kemiskinan, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) kembali menjadi sorotan nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjuk Lotim sebagai lokasi Pilot Project untuk program pengentasan kemiskinan ekstrem, sebuah tantangan serius yang masih menyisakan sekitar 15.000 Kepala Keluarga (KK) didaerah ini.

​Tidak main-main, Bappenas membawa mitra global yang sudah terbukti sukses, yaitu Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) Internasional, sebuah Non-Governmental Organization (NGO) raksasa dunia yang terkenal dengan model “graduasi” kemiskinan. Kunjungan tim Bappenas dan BRAC ini diterima langsung oleh Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, di Dusun Segalang – galang, Puncak Jeringo, Kecamatan Suela, Selasa (21/10/2025).

​​Wabup Edwin menyambut baik kolaborasi ini, menekankan bahwa kunci keberhasilan adalah perencanaan yang akurat berbasis data. “Lombok Timur, yakni kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar, hampir seperempat penduduk NTB. Wajar saja Provinsi melirik Lotim kalau ingin NTB secara keseluruhan baik-baik saja,”ujarnya, menyoroti peran strategis Lotim dalam kemajuan NTB.

​Program ini unik dan berbeda dari skema bantuan biasa. Perwakilan BRAC, PD Antono, menjelaskan program ini mengadopsi pendekatan graduasi ketat selama tiga tahun, mengkolaborasikan lima komponen krusial: ​Ketahanan pangan, ​Kemandirian ekonomi produktif, ​Inklusi keuangan, ​Pemberdayaan masyarakat dan Perlindungan lingkungan

​”Keunikannya terletak pada durasi pendampingan yang intensif, dilakukan minggu per minggu dan bulan per bulan, bukan hanya tahunan,”jelas Antono. Bantuan yang diberikan bukan sekadar modal usaha, tetapi paket lengkap yang mencakup bantuan awal, pendampingan teknis dan manajemen keuangan.

​​Saat ini, program penanggulangan kemiskinan di Lotim difokuskan secara intensif dikawasan transmigrasi, termasuk Puncak Jeringo, Suela, Perigi, Mekarsari dan Selaparang.

​Tim BRAC yang akan mengadopsi model pendampingan sukses dari Islamic Relief di Lotim ke dalam proyek unggulan provinsi “Desa Berdaya” ini, datang untuk mengidentifikasi kelebihan, kekurangan dan kendala dilapangan, terutama terkait isu krusial, akurasi data masyarakat miskin.

​Wabup Edwin secara khusus meminta para ibu penerima manfaat untuk berbagi pengalaman secara terbuka.”Rombongan BRAC dan teman-teman dari Bappenas datang ke sini untuk belajar dari ibu-ibu sekalian. Oleh karena itu, apa yang ada dibenak ibu-ibu, keluarkan saja, ceritakan, karena itu akan menjadi hal yang bagus dan menjadi contoh bagi daerah lain,”pintanya.

​Suksesnya pilot project ini diharapkan dapat menjadi model kolaborasi antara Pemda dan NGO yang dapat diaplikasikan lebih luas, untuk memastikan 15.000 KK miskin ekstrem lainnya di Lotim bisa “lulus” dan berdaya. Tim pun langsung meninjau usaha dagang serta peternakan sapi dan kambing milik masyarakat penerima program,”tandasnya.

 

(Orik / LCN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *