Home / Daerah / Kasus Keracunan MBG Kembali Terjadi, 79 Siswa SD Dan SMP Kedunggalar Di Larikan Ke Puskesmas Terdekat.

Kasus Keracunan MBG Kembali Terjadi, 79 Siswa SD Dan SMP Kedunggalar Di Larikan Ke Puskesmas Terdekat.

Lensa CyberNews, – Ngawi, Suasana di Puskesmas Gemarang, Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi, berubah tegang pada Rabu siang, 26 November 2025. Ruang observasi dipenuhi anak-anak berseragam sekolah yang terbaring lemas. Di tangan mereka menempel selang infus, sementara para ibu menunggui dengan wajah cemas. Hari itu, sebanyak 79 Siswa SMP N 2 Kedunggalar, SDN Jenggrik 6 dan SDN Jenggrik 2 diduga mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah.

Menu siang itu tampak biasa: telor puyuh kuah kuning, nasi putih, dan sayuran. Namun tak lama setelah makan, sejumlah murid mengeluh pusing dan mual, lalu muntah hampir bersamaan. Awalnya cuma bilang pusing, terus langsung muntah dan lemas, ujar Anang Syaifuddin (48), Guru dari salah satu SMP N 2 Kedunggalar, saat ditemui di Puskesmas.

Guru kelas itu semula mengira anak-anak hanya kelelahan. Tapi saat jumlah yang sakit terus bertambah, panik pun pecah. Beberapa murid dilarikan ke Puskesmas Gemarang, sementara guru lain menghubungi orang tua. Kami hentikan kegiatan belajar, semua fokus menolong anak-anak,kata Anang, guru SMP N 2 Kedunggalar..

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) merupakan kebijakan nasional yang digadang sebagai program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sejak diluncurkan awal 2024, program ini bertujuan memperbaiki gizi anak-anak sekolah dasar dan mencegah stunting melalui pemberian satu kali makan sehat setiap hari.

Namun, niat baik itu kerap tersandung di lapangan. Kasus di SPPG Desa Kawu Kecamatan kedunggalar menjadi alarm baru soal lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan program. Di tengah semangat memperbaiki gizi anak, muncul pertanyaan: sejauh mana kualitas dan keamanan makanan MBG benar-benar terjamin?

Camat Kedunggalar, Dr. Arsad Ragandhi, S.IP., M.Si. saat ditemui awak media Lensa Syber news menyampaikan bahwa pihaknya forkompimcam Kedunggalar terus memantau perkembangan kondisi para korban serta berkoordinasi dengan instansi terkait. Ia mengimbau agar orang tua siswa tidak panik karena seluruh korban telah ditangani secara serius difasilitas kesehatan.

“Kami berharap masyarakat tetap tenang. Penanganan telah dilakukan secara maksimal oleh pihak medis. Kejadian ini tentu menjadi bahan evaluasi kami ke depan agar pelaksanaan program MBG berjalan lebih aman,”ujarnya.

Sementara Agus Wijayanto, Kepala SPPG Kawu Kedunggalar, menjelaskan bahwa program MBG di wilayah tersebut telah berjalan selama delapan hari berjalan dengan aman dan lancar, dan mencakup 35 sekolah dengan total 2.135 siswa. Menu yang dibagikan pada hari terjadinya insiden adalah telur puyuh bumbu kuning.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian hari ini. Evaluasi internal akan segera kami lakukan dan kami menunggu hasil uji laboratorium dari Dinas Kesehatan Ngawi untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya keracunan,”ungkapnya.

Namun di mata warga, kepercayaan sudah mulai terkikis. Mereka ingin program terus berjalan, tapi dengan pengawasan yang nyata. Karena bagi mereka, makanan bergizi seharusnya menjadi sumber tenaga, bukan petaka

Peristiwa ini menjadi perhatian bersama dan diharapkan dapat menjadi dasar peningkatan standar keamanan pangan pada program MBG. Pemerintah kecamatan, pihak kesehatan, serta penyelenggara layanan konsumsi menyatakan komitmennya untuk memperkuat pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang dan program tetap dapat memberikan manfaat optimal bagi siswa.

(Heru/ LCNews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *