LCN – Lombok Timur, – Data suram dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menempatkan Nusa Tenggara Barat (NTB), diposisi ke-37 dari 38 provinsi dengan capaian pertumbuhan ekonomi -0,82\% pada Triwulan II 2025 memicu beragam reaksi. Namun, Ketua Pemuda Muhammadiyah Lombok Timur, Irwan Hidayat, meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terburu-buru menyalahkan Gubernur NTB, Ikbal.
Irwan menegaskan bahwa sangat prematur jika angka kontraksi ekonomi tersebut langsung dicap sebagai kegagalan pemimpin daerah.
“Indikator pertumbuhan ekonomi tidak serta merta mencerminkan kegagalan maupun keberhasilan kepala daerah,”ujar Irwan Hidayat. Menurutnya, kinerja ekonomi merupakan hasil dari interaksi banyak faktor, jauh melampaui kebijakan lokal.
Bukan Hanya Kinerja Gubernur
Irwan menjelaskan, guncangan ekonomi dapat berasal dari pengaruh global maupun nasional. Ia mencontohkan, fluktuasi harga komoditas unggulan, kondisi iklim yang memengaruhi sektor pertanian, hingga dinamika perdagangan dunia adalah faktor-faktor besar yang ikut menentukan nasib ekonomi NTB.
“Jadi terlalu prematur jika ada pihak yang menilai bahwa kontraksi ekonomi NTB semata-mata adalah kegagalan Gubernur Ikbal,” tegasnya.
Butuh Waktu untuk Dampak Kebijakan
Irwan juga menyoroti fakta bahwa Gubernur Ikbal masih baru memimpin. Ia mengingatkan publik bahwa kebijakan dan program pembangunan yang baru dirancang oleh pemerintah provinsi membutuhkan waktu untuk menghasilkan dampak nyata di lapangan. Oleh karena itu, laporan triwulan saat ini belum dapat dijadikan cerminan penuh dari hasil kerja kepemimpinan yang baru.
“Kita harus menilai secara objektif dan memberi kesempatan kepada Gubernur Ikbal untuk membuktikan visi dan misinya, “tambahnya.
Ajakan untuk Optimisme dan Dukungan
Menutup pernyataannya, Pemuda Muhammadiyah Lombok Timur mengajak seluruh masyarakat NTB untuk tetap optimis dan memberikan dukungan penuh terhadap program pembangunan yang tengah berjalan.
“Pemuda Muhammadiyah Lombok Timur percaya bahwa dengan kerja sama semua pihak, NTB bisa bangkit dan memperbaiki tren pertumbuhan ekonomi ke depan. Mari kita tidak terjebak pada penilaian instan, tapi bersama-sama mengawal pembangunan yang berkeadilan,”pungkas Irwan.
(Orik / LCN)
