Home / Daerah / Revolusi “Penyuluh SMART”: Ikhtiar Lombok Timur Patahkan Mitos Gagal Panen Akibat Iklim

Revolusi “Penyuluh SMART”: Ikhtiar Lombok Timur Patahkan Mitos Gagal Panen Akibat Iklim

LCN – Lombok Timur, – NTB, Era penyuluh pertanian yang hanya sekadar datang dan melihat sudah berakhir. Dibawah naungan Pendopo Bupati Lombok Timur, Selasa (23/12/2025), sebuah narasi baru dibangun: Penyuluh Pertanian SMART. Bukan sekadar akronim, ini adalah janji transformasi menuju swasembada pangan ditengah ancaman perubahan iklim yang kian ekstrem.

​”​Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, memberikan pesan menohok bagi 202 penyuluh yang hadir. Ia menegaskan integritas dan digitalisasi, yaitu harga mati.

​”Dunia sudah berubah, budaya kerja kita harus mengikuti. Jangan main-main,” tegas Bupati. Ia menantang para penyuluh untuk menjadi ‘arsitek’ pertanian modern yang mampu menjaga stabilitas produksi komoditas sensitif seperti tomat, cabai dan bawang merah agar tetap melimpah sepanjang musim, tanpa perlu tunduk pada anomali cuaca.

​​Kegiatan ini bukan sekadar temu kangen. Ketua DPD Perhiptani Lombok Timur, Lalu Muhammad Zainuddin, menyoroti momentum krusial lahirnya Inpres Nomor 3 Tahun 2025. Aturan ini membawa angin segar sekaligus tantangan besar, kembalinya koordinasi penyuluh ke tingkat pusat.

​Menanggapi dinamika koordinasi yang kian cepat, Perhiptani secara terbuka menyampaikan aspirasi strategis kepada Pemerintah Daerah, termasuk kebutuhan kendaraan operasional roda empat guna memastikan jangkauan penyuluhan tidak terhambat oleh medan lapangan,”jelasnya.

​​Selain membahas teknologi dan sistem kerja “Asta Cita”, acara ini menyuguhkan momen emosional. Ditengah diskusi serius tentang kedaulatan pangan, para penyuluh membuktikan bahwa mereka memiliki empati lintas pulau melalui penggalangan dana “Penyuluh Peduli” untuk korban bencana di Sumatera.

​Sebagai bentuk penghormatan, apresiasi setinggi-tingginya juga diberikan kepada para “pahlawan pangan” yang memasuki masa purna tugas. Mereka dilepas dengan rasa bangga, meninggalkan tongkat estafet modernisasi kepada generasi penyuluh yang kini harus akrab dengan sistem kerja hasil transformasi Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian,”tandasnya.

 

(Orik / LCN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *