LCN – Lombok Timur, – NTB, Program bantuan permodalan yang diberikan Pemda Lombok Timur menuai banyak sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya niat baik Bupati untuk membatu Ribuan UMKM itu dicederai dengan para oknum pelaksana dengan ketidak akuratan data penerima manfaat.
Sejumlah pihak menilai akurasi data itu merupakan permainan eksekutor dilevel bawah. Hal ini yang disoroti oleh Politikus Partai Golkar Lotim, Wahyudi Ali Batu. Menurutnya, bahwa data yang diajukan ke OPD terkait kurang valid, artinya pada ranah Dinas tidak melakukan validasi sebelum mengesahkan data calon penerima manfaat.
“Kami yakin anomali yang terjadi ketika pihak atau oknum yang mengajukan data tersebut ke OPD sepertinya tidak beres dan Kadis hanya terima dimeja tanpa di Cros Chek,”tuding Miq Praje sapaan akrabnya di Selong, Sabtu Sore (29/11/2025).
Mantan aktivis 98 itu menyesali kinerja Dinas Koperasi dan UMKM yang cenderung terkesan pasif. Dinas tidak bekerja dengan baik mengawasi data yang ada. lalu dimana fungsi dan kinerja mereka, masalah data aja tidak beres. Bahkan Politisi Partai Golkar tesebut menganggap adanya gejala konspirasi yang tidak sehat.
“Indikasi konspirasinya kuat,”kesalnya.
Hal itulah yang membuat dirinya kecewa dan menilai Kepala Dinas terkait tidak mengerti tanggung jawabnya. “Makanya kami katakan Kadis ini Konyol lengah dengan Tufoksinya, “ujarnya dengan nada sinis.
Namun, tokoh yang akrab disapa Miq Praje itu tidak serta merta menyalahkan Kepala Daerah, tapi ia menilai data tersebut gak disusun berdasarkan survey yang ketat sebagai bentuk validasi pada. “Kita tidak menyalahkan Kepala Daerah, tetapi real time yang terjadi dari data dasar yang diajukan berdasarkan survey validasi,”katanya.
Ia berharap realisasi program ini sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan sampai niat baik tidak dilakukan dengan cara yang baik atau bahkan menabrak aturan yang ada. “Seharusnya sinkron atau cocok sama penerima bantuan UMKM sesuai regulasi, “pungkasnya.
Menurutnya, jika pelaksanaan dan realisasi program ini tidak sesuai aturan, bisa membuat celah ketidak percayaan masyarakat. “Nah” yang menjadi tanda kutip serta pertanyaan publik,”tutupnya.
(BUDI / LCN)






