LCN – Mataram, Seragam hijau yang khas dan senyum cerah para pemuda-pemudi Mataram memenuhi Teras Udayana pada hari Kamis, merayakan Hari Pramuka ke-64. Namun, dibalik kemeriahan upacara dan pawai, ada narasi yang lebih mendalam: peran Pramuka sebagai benteng kokoh melawan perpecahan bangsa.
Di tengah suasana perayaan, Kapolresta Mataram Polda NTB, Kombes Pol. Hendro Purwoko, menyampaikan pesan yang kuat. Ini bukan sekadar tentang kegiatan ekstrakurikuler, melainkan tentang membangun “benteng persatuan.”Kata-katanya menyoroti kekhawatiran yang semakin besar di tengah masyarakat yang menghadapi perubahan cepat dan polarisasi digital, perlunya landasan nilai-nilai bersama.
“Ini wujud rasa syukur atas keberadaan Pramuka. Sebagai generasi penerus, kita harus merawat dan membangun keberadaannya di seluruh Indonesia,”ujar Hendro. Kehadiran tokoh-tokoh penting, termasuk Wali Kota Mataram dan para pejabat, bukan hanya formalitas, ini dukungan nyata bagi gerakan yang dianggap krusial untuk persatuan nasional.
Tema acara, “Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa,” secara sempurna menangkap esensi pesan ini. Pawai perayaan yang melintasi kota sebagai bagian dari HUT ke-80 Kemerdekaan RI, bukan sekadar arak-arakan, melainkan sebuah perjalanan semangat kolektif, pengingat bahwa persatuan bukanlah hal pasif, tetapi sebuah upaya aktif yang terus-menerus.
Sementara banyak yang melihat Pramuka sebagai peninggalan masa lalu, pesan dari Mataram sangat jelas: misinya kini lebih penting dari sebelumnya. Di era gema digital dan perpecahan ideologi, Pramuka menjadi ruang nyata bagi kaum muda untuk berinteraksi, berkolaborasi dan membangun ikatan yang diperlukan untuk masa depan yang stabil,”tandasnya.
(Orik / LCN)
