LCN – Mataram, Ditengah hiruk-pikuk persiapan Hari Bhayangkara ke-79, sebuah pemandangan tak biasa dan mengharukan tersaji di Kota Mataram. Bukan dengan parade gagah atau upacara formal, namun jajaran Polresta Mataram Polda NTB, justru memilih “bersujud” dalam artian kiasan dengan tangan kotor dan peluh membasahi, membersihkan Pura Bedugul Bagiarti, Sabtu (21/06/2025). Sebuah langkah yang menampar persepsi kaku tentang aparat dan menegaskan komitmen nyata pada kebhinekaan.
Ketika banyak instansi mungkin sibuk mempersiapkan perayaan meriah, Polresta Mataram Polda NTB, justru memilih jalur senyap namun penuh makna. Puluhan personel dari SPKT, Siwas, Sikeu, dan Sium, tak ragu turun tangan, bahu-membahu membersihkan setiap sudut Pura Bedugul Bagiarti di Kecamatan Cakranegara. Tempat suci umat Hindu yang tak hanya punya nilai spiritual, tapi juga rekam jejak sejarah mendalam bagi Mataram.
AKP Heri Santoso, S.H., Kasi Humas Polresta Mataram Polda NTB, dengan sorot mata penuh makna, menjelaskan bahwa aksi ini lebih dari sekadar bersih-bersih biasa. “Ini bukan hanya tentang kebersihan fisik, ini adalah simbol konkret keharmonisan dan kepedulian kami, Polri, terhadap tempat-tempat suci dan bersejarah milik seluruh masyarakat,” tegasnya,
mewakili Kapolresta Mataram AKBP Hendro Purwoko, S.I.K., M.H.
Bayangkan, disaat sebagian mata mungkin tertuju pada seragam rapi, Polresta Mataram justru memperlihatkan sisi lain, sisi kemanusiaan yang tulus. Ini adalah narasi baru peringatan Hari Bhayangkara, yang tak lagi sebatas seremonial, tapi melebur dalam aksi nyata di tengah denyut nadi masyarakat.
“Kami berharap, meskipun sederhana, kegiatan seperti ini bisa memberi dampak positif, terutama dalam menjaga kelestarian dan kesucian tempat ibadah seperti Pura Bedugul Bagiarti,”pungkas AKP Heri, seolah ingin menyampaikan pesan bahwa keamanan dan ketertiban tercipta dari simpul-simpul kepedulian dan kebersamaan, bukan hanya kekuatan fisik.
Aksi bakti religi ini bukan yang pertama, Polresta Mataram telah gencar menggelar berbagai kegiatan sosial menjelang Hari Bhayangkara ke-79. Ini adalah pernyataan sikap, bahwa di usia yang semakin matang, Polri semakin ingin hadir sebagai sahabat, pelayan, dan bagian tak terpisahkan dari masyarakat lintas agama. Sebuah jembatan kokoh yang dibangun dengan gotong royong dan rasa hormat.
Langkah ini diharapkan tak hanya menjaga kesucian pura, tapi juga menyucikan hati, menumbuhkan empati, dan merajut benang-benang persaudaraan yang semakin erat antara Polri dan seluruh elemen masyarakat Mataram, menciptakan kedamaian yang sejati,”tandas Heri.
(Orik / LCN)