TimCyber— KISARAN – Puluhan massa dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) Kabupaten Asahan, geruduk kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Jalan W.R Supratman Kisaran, Selasa (17/9) sekira pukul 10:00 Wib.
Kedatangan massa dengan menggunakan mobil pickup, becak dan sepedamotor membawa soundsistem dan alat peraga dikawal oleh Polres Asahan. Mereka meminta Kadis PMD dan Kabid untuk segera mundur dari jabatannya.
Kordinator aksi,Asrul Wahyudi dalam orasinya didepan kantor PMD meminta Kadis PMD Asahan,Suherman Siregar dan Kabid Pemberdayaan Desa, Didi Prsetiyo untuk mundur dari jabatannya. Karena mereka dituding merupakan aktor intelektual dalam korupsi berjamaah pada semua Kepala Desa (Kades) se Kabupaten Asahan.
“Kami minta Kadis dan Kabid PMD untuk segera mundur dari jabatannya. Karena dinilai sebagai aktor untuk menggerogoti uang Dana Desa (DD). Dimana anggaran DD dibuat untuk membeli Plank 3T senilai Rp. 3,5juta,Neon Box Rp. 15 juta,Buku Peraturan Desa Rp. 1,5 juta, “teriak Asrul Wahyudi.
” Selain itu, Dana Desa dibuat untuk Bintek, Study Tiru dan Study Banding.Semuanya hanya untuk menghamburkan uang negara. Kadis dan Kabid PMD merupakan orang yang memberikan perintah pada 177 Kades untuk membuat acara yang tidak urgent. Artinya, Kadis dan Kabid PMD merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan uang desa, “tegas Asrul.
Setelah beberapa lama melakukan orasi secara bergantian, massa Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PMPRI Asahan akhirnya diterima oleh Kabid Bumdes PMD Asahan, Fahmi Pendapotan. Karena massa tidak mau diterima oleh Kabid maunya hanya Kadis, massa langsung membubarkan diri sembari menyerahkan dua piagam Kadis PMD Suherman Siregar dan Kabid Didi Prasetya sebagai aktor koruptor.
Siap melakukan aksi di Kantor PMD, massa melanjutkan aksinya ke Kantor Kejaksaan Kisaran. Di kantor Adhyaksa ini, massa melakukan orasinya secara bergantian dengan mendesak Kejaksaan untuk segera memanggil dan memeriksa Kadis PMD, Kabid PMD dan 177 Kades se Kabupaten Asahan.
“Kami minta Kajari Asahan untuk segera memanggil dan memeriksa Kadis PMD dan Kabid PMD. Karena dialah aktor yang menyuruh seluruh Kadis untuk membeli plank 3T,neon box, buku perdes, ” ujar Satriyawan Siregar dalam orasinya.
Setelah beberapa lama mereka berorasi didepan kantor Kejaksaan, massa akhirnya diterima oleh Kasi Intel, H. Manurung SH dan Kasi Datun, Abiem Faizan SH. Dalam jawabannya, pihak Kejaksaan meminta DPC LSM PMPRI Asahan untuk secara resmi melaporkan kasus tersebut.
“Kami anjurkan rekan -rekan LSM PMPRI Asahan untuk melaporkan langsung secara resmi ke PTSP Kejaksaan Asahan. Setelah laporan masuk, kami dari Kejaksaan akan segera melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terkait laporan ini, ” tegas H. Manurung yang disambut langsung oleh Ketua DPC LSM PMRI Asahan, Hendra Syahputa SP yang langsung melaporkan kasus tersebut ke PTSP.
Setelah siap melaporkan Kadis dan Kabid PMD ke Kejaksaan, massa langsung bergerak ke Kantor Bupati Asahan Jalan Jenderal Ahmad Yanni Kisaran. Disini massa yang datang tidak ada satupun pejabat yang menyambut mereka.
Didepan kantor Bupati Asahan, massa secara bergantian melakukan orasinya. Namun, tidak ada satupun pejabat menerima mereka. Massa akhirnya marah dengan melakukan aksi pecah kepala didepan kantor Bupati Asahan.
“Jangankan nyawa. Darah pun siap kami tumpahkan untuk melawan Koruptor di Kabupaten Asahan ini, ” teriak Satriyawan Siregar sembari memecahkan gelas ke kepalanya.
Akibat aksi ekstrim yang dilakukan oleh Seketaris PMPRI Asahan,Satriyawan Siregar. Darah segar tumpah bercucuran kebawah. Namun, langsung ditampung oleh rekan lainnya dengan membuat darah sebagai tinta untuk membuat tulisan tagar “Save Dana Desa” diatas kain putih panjang.
Setelah selesai melakukan aksi ekstrim, massa akhirnya membubarkan diri kembali ke rumah masing-masing. Sembari mengancam akan kembali melakukan aksi dengan membawa massa yang lebih banyak.
( R–LCN )