Porang untuk Harapan: Langkah Baru Lapas Selong Bina Warga Lewat Tanaman Bernilai Jutaan”

Porang untuk Harapan: Langkah Baru Lapas Selong Bina Warga Lewat Tanaman Bernilai Jutaan”

LCN – Lombok Timur – NTB, Harapan tak selalu tumbuh di tempat megah. Kadang, ia berakar dari tanah sederhana yang disentuh dengan niat mulia. Inilah yang terjadi di Lapas Kelas IIB Selong, saat semangat pembinaan tumbuh lewat sebuah tanaman yang kini jadi komoditas emas: porang, Kamis (15/05/2025)

Kamis pagi, udara sejuk Menanga Baris menjadi saksi langkah besar Lapas Selong bersama Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Lombok Timur, Bapak Azlan, dan Prof. Suwarji, ahli porang dari Universitas Mataram. Mereka meninjau langsung lahan di Pos Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Menanga Baris yang rencananya akan ditanami porang sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian warga binaan.

Dalam hasil penilaiannya, Prof. Suwarji menyatakan bahwa lahan tersebut sangat ideal untuk budidaya porang. “Tanah di sini subur, miring landai, dan cocok untuk pengembangan porang skala besar, “ungkapnya. Ini bukan hanya penilaian teknis, ini adalah lampu hijau bagi warga binaan untuk menanam harapan baru.

Porang bukan sekadar tanaman. Nilai ekonominya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram dalam bentuk chip ekspor. Tapi yang lebih mahal dari itu adalah nilai pemberdayaan yang ditanam bersamanya. Di balik setiap umbi, ada cerita warga binaan yang bekerja, belajar, dan bermimpi untuk hidup lebih baik setelah bebas.

Kepala Lapas Selong, Ahmad Sihabudin, menegaskan bahwa ini bukan sekadar program, melainkan gerakan. “Kami ingin warga binaan keluar dari sini tidak hanya bebas, tapi siap mandiri. Porang adalah salah satu jalannya.

Kegiatan berlangsung lancar, penuh antusias, dan menandai langkah awal yang menggugah: dari balik tembok, tumbuh masa depan. Dengan sinergi antara lapas, pemerintah daerah, dan akademisi, Lapas Selong membuka lembaran baru pembinaan yang bukan hanya produktif, tapi juga inspiratif.

Porang di Menanga Baris bukan sekadar tanaman. Ia adalah simbol bahwa harapan bisa tumbuh dimana saja, bahkan dari balik jeruji,”pungkasnya.

 

(Orik / LCN)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *